Zooey Deschanel, yang dikenal luas melalui perannya di serial “New Girl”, telah lama menjadi ikon gaya dengan selera fashion yang unik dan khas. Tidak banyak yang tahu bahwa salah satu rahasia di balik gaya khas Zooey adalah kecintaannya terhadap pakaian bekas. Dalam sebuah wawancara dengan The Cut pada Maret 2014, Zooey berbagi tentang pengalamannya pertama kali berbelanja di toko thrift, sebuah kebiasaan yang telah lama menjadi bagian dari identitas fashionnya.
Pengalaman Prom Zooey dengan Gaun Vintage
Zooey Deschanel mengenang kembali momen ketika dia pertama kali terjun ke dunia thrifting. Itu terjadi saat dia masih remaja dan memutuskan untuk mencari gaun promnya di toko thrift. “Seandainya aku bisa memperlihatkan fotoku memakai gaun itu kepada kalian. Jadi aku membeli gaun prom bergaya ‘50-an yang besar, murah, dan lembut itu dari toko loak. Gaun itu aku pakai dengan tiara,” kenang Zooey. Cerita ini tidak hanya menunjukkan gaya pribadi Zooey yang unik, tetapi juga keberaniannya untuk berbeda dan mencari keindahan dalam barang-barang yang telah ditinggalkan orang lain.
Kecintaan Zooey pada Fashion Berkelanjutan
Melalui ceritanya, Zooey Deschanel tidak hanya membagikan pengalaman pribadinya dengan pakaian bekas, tetapi juga menekankan pentingnya fashion berkelanjutan. Dengan memilih pakaian bekas, Zooey tidak hanya menemukan item-item unik yang menambah keunikan gayanya. Tetapi juga berkontribusi pada pengurangan limbah dan konsumsi berlebih dalam industri fashion. Ini mencerminkan sebuah pilihan gaya hidup yang lebih sadar akan lingkungan dan tanggung jawab sosial.
Baca Juga : Leah Lewis Dengan Buasana Terbaik Di Oscar 2024
Kesimpulan
Kisah Zooey Deschanel dan cintanya pada pakaian bekas menawarkan inspirasi bagi banyak orang untuk merangkul gaya pribadi mereka dengan cara yang lebih berkelanjutan. Dengan menceritakan tentang pengalamannya menggunakan gaun thrift untuk prom. Zooey membuktikan bahwa pakaian bekas dapat menjadi pilihan fashion yang tidak hanya unik dan menarik, tetapi juga ramah lingkungan. Kisahnya menegaskan kembali bahwa fashion dan keberlanjutan dapat berjalan seiring, dan bahwa keindahan sejati seringkali ditemukan dalam hal-hal yang sudah ditinggalkan.